BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Semakin berkembangnya teknologi,
setiap negara dituntut untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat
bersaing dengan negara lain. Selain dari segi kualitas pendidikannya, negara
juga dituntut menciptakan para generasi muda yang berkarakter. Oleh karena itu
penting untuk diadakan pendidikan karakter, yaitu metode pendidikan yang juga
mengajari berperilaku. Dewasa ini, Indonesia semakin banyak menghasilkan
manusia yang tidak berkarakter, terbukti dengan banyaknya bermunculan para
koruptor. Kasus korupsi yang terjadi di Indonesia tidak dapat disangkal
merupakan hasil dari proses pendidikan yang ada. Pendidikan karakter hendaknya
terfokus pada pengembangan karakter tiap individu baik dalam segi pengetahuan
maupun pengembangan keterampilan dan sikap individu agar nantinya terbentuk
sumber daya manusia yang memiliki karakter. Pendidikan karakter atau
berkarakter? Pertama kita harus meluruskan terlebih dahulu pengertian dari
pendidikan karakter dan pendidikan berkarakter yang menjadi tema penulisan ini.
Menurut hemat saya, kedua jenis pendidikan memiliki arti, sasaran serta output yang
sangat berbeda. Disini saya akan membahas kedua pengertian tersebut dan
membedakan hasilnya.
B. Rumusan masalah
Untuk berkembangnya teknologi, setiap
negara dituntut untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan agar dapat
bersaing dengan negara lain?
C. Tujuan
Tujuannya
adalah untuk menghasilkan yang lebih berkarakter
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pendidikan karakter
Pendidikan karakter merupakan
pendidikan yang membagi fokusnya terhadap dua hal, yaitu ilmu pengetahuan dan
pengembangan karakter individu yang dalam hal ini lebih ditekankan kepada
sikap, perilaku dan cara berpikir individu. Pendidikan karakter sangat penting
perannya dalam membatasi langkah dan perilaku individu agar tidak melanggar
norma dan hal-hal lain yang bertentangan dengan budaya masyarakat timur.
Pendidikan karakter sangat baik jika diterapkan sejak dini dengan sasaran
anak-anak agar terbentuk pribadi yang memiliki pandangan dan ideologi sendiri.
Namun coba kita lihat sekeliling kita, anak-anak sudah dijejali aneka macam
permainan berteknologi tinggi. Apa karakter yang bisa diciptakan dari permainan
tersebut? Hal yang sangat mungkin terjadi adalah bahwa anak akan ketagihan,
sehingga mengganggu waktu belajar dan akan berpengaruh terhadap aspek ilmu yang
diperoleh dan pada akhirnya akan berdampak pada terciptanya individu yang tidak
berkualitas dan tidak siap bersaing. Setujukah Anda jika saya berkata
“permainan tradisional sudah mulai punah, padahal permainan tersebut merupakan
karakter asli anak-anak Indonesia”. Begitu banyak permainan tradisional yang
membutuhkan keaktifan dan kreativitas anak. Apakah yang seperti ini bukan
bagian dari pendidikan? Apakah pendidikan hanya melulu berbasis kurikulum yang
diajarkan di sekolah? Agaknya pemikiran Anda perlu diperluas lagi. Pendidikan
karakter tidak hanya harus diberikan di lingkungan sekolah, namun keluarga juga
sangat berpengaruh terhadap pembentukan karakter anak. Selain keluarga, lokasi
bermain pun demikian. Cara mengajar di kelas perlu ada inovasi. Menurut saya,
pendidikan karakter anak harus dimulai dari lingkup terkecil, yaitu keluarga,
kemudian sekolah dan tempat bermain. Apa yang diperoleh anak dalam kegiatan
sehari-harinya bisa diperbaiki ketika di rumah. Orang tua dalam hal ini harus
mendidik anaknya agar memiliki karakter sendiri. Pendidikan karakter tidak
harus masuk dalam kurikulum pendidikan. Ini hanyalah proses dari perbaikan
sistem nilai dan akhlak di Indonesia. Jika pendidikan karakter dimasukkan dalam
kurikulum, maka hal tersebut akan sangat berkaitan dengan norma-norma yang ada
dan lebih mendekati pendidikan agama. Bukankah di semua jenjang pendidikan,
pelajaran agama sudah diberikan? Jadi, output dari pendidikan
karakter adalah membentuk manusia-manusia berkualitas dan berkarakter yang siap
bersaing tanpa terbawa arus yang berlebihan.
Pendidikan seperti apa yang
berkarakter? Semua jenis pendidikan pasti memiliki karakter atau kekhasan tersendiri
dalam pelaksanaannya. Seperti halnya di Indonesia, Ujian Nasional masih menjadi
penentu kelulusan para siswa, padahal bukan nilai ujian yang nanti menentukan
berhasil atau tidaknya siswa-siswa tersebut di lapangan. Bagi saya, UN hanyalah
lotere keberuntunga, jika Anda beruntung maka akan dapat hadiah, jika tidak,
itu akan menjadi resiko Anda sendiri. Masing-masing anak memiliki kemampuan
yang berbeda-beda. Namun terkadang kemampuan atau bakat mereka itu tidak
berguna sama sekali karena mereka terpaksa harus mengikuti sistem pendidikan
yang demikian. Saya berpikir, mengapa sekolah di Indonesia tidak ada yang
khusus menekankan pada bakat anak. Akan lebih efektif jika sejak dini kita tahu
kemampuan negara kita sendiri dengan menggali bakat-bakat yang dimiliki oleh
masing-masing anak. Dengan demikian, negara hanya perlu menyalurkan
kemampuan-kemampuan rakyatnya ke sektor-sektor yang sesuai dengan kualitas
mereka agar tidak tercipta kaum ‘bodoh’ dan kaum ‘pintar’, karena masing-masing
anak memiliki bakat yang berbeda-beda. Agaknya kita harus terus mengikuti
sistem pendidikan Indonesia yang seperti itu. Jika ingin menciptakan pendidikan
yang berkarakter, maka sistem pendidikannya lah yang harus diperbaiki.
B. Beda Karakter dan Kepribadian (Sifat Dasar)
Kepribadian adalah hadiah dari Tuhan Sang Pencipta saat manusia
dilahirkan dan setiap orang yang memiliki kepribadian pasti ada kelemahannya dan kelebihannya di aspek kehidupan
sosial dan masing-masing pribadi.
yaitu :
Nah, Karakternya dimana? Saat setiap manusia belajar untuk mengatasi dan memperbaiki kelemahannya, serta
memunculkan kebiasaan positif yang baru,
inilah yang disebut dengan Karakter. Misalnya, seorang
dengan kepribadian Sanguin yang sangat suka bercanda dan terkesan tidak serius,
lalu sadar dan belajar sehingga mampu membawa dirinya untuk bersikap serius dalam
situasi yang membutuhkan ketenangan dan perhatian fokus, itulah Karakter.
1. Training Guru
Terkait dengan
program pendidikan karakter disekolah,
bagaimana menjalankan dan melaksanakan pendidikan karakter disekolah,
serta bagaimana cara menyusun program dan melaksanakannya, dari gagasan ke
tindakan.
Program ini membekali
dan memberikan wawasan pada guru tentang
psikologi anak, cara mendidik anak dengan memahami mekanisme pikiran anak dan 3
faktor kunci untuk menciptakan anak sukses, serta kiat praktis dalam memahami
dan mengatasi anak yang “bermasalah” dengan
perilakunya.
2. Program Kurikulum Pendidikan
Karakter
Kami
memberikan sistem pengajaran dan materi
yang lengkap (untuk 1 tahun ajaran) serta detail dan aplikasi untuk sekolah dan
materi untuk orang tua murid.
Materi ini telah diuji coba lebih dari 5 tahun, disamping itu dalam program ini
ada pendampingan dan training khusus untuk guru.
Training
khusus guru ini
dikhususkan untuk menciptakan suksesnya pendidikan karakter disekolah,
disamping pemberian materi yang “advance” dari
program training guru pertama.
Karena disini para guru akan
mempelajari aspek psikologi manusia (bukan hanya anak, tetapi untuk dirinya
sendiri) dan menanamkan nilai-nilai kehidupan
yang baik pada dirinya, murid dan keluarga. Guru akan
memiliki “tools” untuk
membantu menciptakan anak yang berkarakter lebih baik.
3. Program Bimbingan Mental
Program ini terbagi
menjadi dua sesi program :
Sesi Workshop Therapy,
yang dirancang khusus untuk siswa usia 12 -18 tahun. Workshop ini bertujuan
mengubah serta membimbing mental anak usia remaja. Workshop ini bekerja sebagai “mesin
perubahan instant”maksudnya setelah mengikuti program ini
anak didik akan berubah seketika menjadi anak yang lebih positif.
Sesi Seminar Khusus
Orangtua Siswa, membantu orangtua mengenali anaknya
dan memperlakukan anak dengan lebih baik, agar anak lebih sukses dalam
kehidupannya. Dalam seminar ini orangtua akan mempelajari pengetahuan dasar
yang sangat bagus untuk mempelajari berbagai teori psikologi anak dan keluarga.
Memahami konsep menangani anak di rumah dan di sekolah, serta lebih mudah
mengerti dan memahami jalan pikiran anak, pasangan dan orang lain.
D. Pendidikan Karakter Bangsa dalam Keterpaduan Pembelajaran
Pendidikan karakter bangsa dalam
keterpaduan pembelajaran dengan semua mata pelajaran sasaran integrasinya
adalah materi pelajaran, prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman
belajar para siswa. Konsekuensi dari pembelajaran terpadu, maka modus belajar
para siswa harus bervariasi sesuai dengan karakter masing-masing siswa Variasi
belajar itu dapat berupa membaca bahan rujukan, melakukan pengamatan, melakukan
percobaan, mewawancarai nara sumber, dan sebagainya dengan cara kelompok maupun
individual.
Pelajaran oleh para guru. Kebiasaan
penyampaian pelajaran secara eksklusif dan pendekatan ekspositorik hendaknya
dikembangkan kepada pendekatan yang lebih beragam seperti diskoveri dan
inkuiri. Kegiatan penyampaian informasi, pemantapan konsep, pengungkapan
pengalaman para siswa melalui monolong oleh guru perlu diganti dengan modus
penyampaian yang ditandai oleh pelibatan aktif para siswa baik secara
intelektual (bermakna) maupun secara emosional (dihayati kemanfaatannya)
sehingga lebih responsif terhadap upaya mewujudkan tujuan utuh pendidikan.
Dengan bekal varisai modus pembelajaran
tersebut, Maka skenario pembelajaran yang di dalamnya terkait Pendidikan Karakter bangsa seperti contoh berikut ini
dapat dilaksanakan lebih bermakna.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan landasan teori dan
pembahasan yang terurai ditas maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Cukup beralasan bila Pendidikan Karakter bangsa dalam pembelajarannya
diintegrasikan ke dalam semua mata pelajaran. Alasan-alasan itu adalah karena
meningkatkan akhlak luhur para siswa adalah tanggung jawab semua guru, semua
guru harus menjadi teladan yang berwibawa, tujuan utuh pendidikan adalah
membentuk sosok siswa secara utuh, pencapaian pendidikan harus mencakupi dampak
instruksional dan dampak pengiring.
2. Implementasi Pendidikan Karakter bangsa terintegrasikan ke dalam semua
mata pelajaran, pengembangannya lebih memadai pada model kurikulum terpadu dan
pembelajaran terpadu dengan menentukan center core pada mata pelajaran yang
akan dibelajarkan.
3.
Proses
pengembangan Pendidikan
Karakter bangsa sebagai
pembelajaran terpadu harus diproses seperti kuriklum lainya yaitu sebagai ide,
dokumen, dan proses; kejelian profesional dan penguasaan materi; dukungan
pendidikan luar sekolah; arahan spontan dan penguatan segera; penilaian
beragam; difusi, inovasi dan sosialisasi adalah komitmen-komitmen yang harus
diterima dan disikapi dalam pencanangan pembelajaran terpadu Pendidikan Karakter bangsa.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur saya panjatkan atas kehadiran Allah SWT, karena
atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada
waktunya.
Makalah ini ditulis untuk memenuhi tugas geografi. Selain
itu, makalah ini di tulis dengan tujuan untuk memeperjelas materi-materi yang
telah di bahas dalam pelajaran geografi satu tahun kemarin. Dalam makalah ini
penulis akan membahas tentang “PENDIDIKAN KARAKTER”
Penulis sadar masih banyak kekurangan dalam menyusun makalah
ini. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapakan saran dan kritik yang
membangun agar menjadi lebih baik.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat untuk berbagai
pihak, terutama pelajar.
Pandeglang, 26 Januari 2013
Penyusun
|
DAFTAR
PUSTAKA
Rachman, Maman. 2000. Reposisi,
Reevaluasi, dan Redefinisi Pendidikan Nilai Bagi Generasi Muda Bangsa. Jurnal
Pendidikan dan Kebudayaan. Tahun Ke-7
Degeng, S Nyoman,1989,Taksonomi Variabel,
Jakarta, Depdikbud.
Hasan, S. Hamid. 2000. Pendekatan
Multikultural untuk Penyempurnaan Kurikulum, Bandung: Remaja Rosdakarya
Joni, T. Raka. 1996. Pembelajaran
Terpadu. Jakarta: Dirjen Dikti Bagian Proyek PPGSD.
Mulyana, 2003, Kurikulum Berbasis
Kompetensi. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Nurhadi, Burhan Yasin, Agus Genad
Senduk, 2004, Pendekatan Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK,
Malang,Universitas negeri Malang.
Trianto, 2009, Pembelajaran Inovatif
Berorientasi Konstruktivistik, Jakarta, Prestasi Pustaka Publisher.
Waridjan. 1991. Tes Hasil Belajar Gaya
Objektif. Semarang: IKIP Semarang Press.
|
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
A. Latar belakang................................................................................... 1
B. Rumusan masalah........................................................................... 1
C. Tujuan................................................................................................. 1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................ 2
A. Pendidikan karakter.......................................................................... 2
B. Beda Karakter dan Kepribadian (Sifat Dasar).............................. 4
D. Pendidikan
Karakter Bangsa dalam
Keterpaduan Pembelajaran ........................................................... 6
BAB III PENUTUP........................................................................................ 7
A. Kesimpulan........................................................................................
7
DAFTAR PUSTAKA
|
![](file:///C:\DOCUME~1\Rental2\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
TUGAS REPERENSI
Diajaukan untuk memenuhi salah satu
tugas mata kuliah
“ Bahasa Indonesia “
![]() |
Disusun oleh :
Nama : ITAN AGISTAN
Nim : 12102040048
SEKOLAH TINGGI
KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN ( STKIP ) BANTEN
SERANG-BANTEN
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar