Jumat, 22 November 2013

skripsi



METODOLOGI PENELITIAN
A.      Tempat Dan Waktu Penelitian
1.      Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di lokasi Penelitian ini dilaksanakan di MTs. Mathlau’l Anwar Dahu Bojong  Jl. Raya Saketi – Malingping Des. Bojong  Kecamatan Bojong  Kabupaten Pandeglang . Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII Semester 1 pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel ( SPLDV ) tahun pelajaran 2013/ 2014.dan untuk lebih jelasnya  saya lampirkan mengenai profil dari sekolah MTs. Mathala’ul Anwar Dahu Bojong pada lampiran .
2.      Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November-desember 2013 Sedangkan pada saat itu kegiatan proses belajar mengajar di  MA Mathlau’l Anwar Dahu Bojong  proses KBM sedang berjalan. sehingga nilai leger semester satu dikorelasikan dengan post-test upaya tes relibilitas sampel lebih akurat. Berikut jadwal kegiatan penelitian yang dilakukan oleh penulis dan dapat dijabarkan dalam bentuk tabel, yaitu:



Tabel 3.1
Rencana Kegiatan Penelitian
No.
Jenis Kegiatan
Bulan
Agustus
Sept
Okto
Nov
Des
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1
2
3
4
1.
Pengajuan Judul




















2.
Penyusunan Proposal




















3.
Seminar Proposal Penelitian




















4.
Mengurus Perizinan




















5.
Percobaan instrument dan revisinya




















6.
Pelaksanaan penelitian



















7.
Pengolahan  data




















8.
Penulisan skripsi





















B.       Populasi Dan Sampel Penelitian
1. 1.Populasi Penelitian
Populasi adalah kumpulan seluruh element/obyek yang diteliti”.  Lebih lanjut ( Sugiono, 2003:72 ) mengemukakan: “Populasi adalah generalisasi yang terdari atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII  MTs. MA Dahu Bojong Bojong sebanyak 70 orang.

Tabel 3.2
Data Jumlah Populasi  Penelitian
Kelas VIII  MTs. MA Dahu Bojong

Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
VIII A
17
20
37
VIII B
16
17
33
Jumlah
33
37
70

1. 2.                       Sampel Penelitian
Arikunto (dalam Riduwan, 2006 : 11) mengatakan bahwa : “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian atau wakil populasi yang diteliti).” Sedangkan Sugiyono (dalam Riduwan, 2006 : 11) memberikan pengertian bahwa: “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Seperti yang telah dikemukakan sebelumnya bahwa jumlah Populasi siswa di MTs. Mathla’ul Anwar Dahu Bojong  kelas VIII ada dua kelas, dan pendekatan model pengambilan sampling dalam penelitian yang umum dilakukan yaitu probability sampling dan non probability sampling. Sehingga pemilihan sampel yang digunakan adalah pemilihan sampel model probability sampling yaitu secara acak karena jumlah lebih dari kebutuhan sampel. Adapun Teknik yang digunakan dalam pengambilan sampel ini adalah tehnik  Cluster Random Sampling yaitu Suatu Teknik pengacakan tidak dilakukan terhadap subyek penelitian secara individual, melainkan dilakukan pada kelompok subyek yang telah terbentuk dalam kelas-kelas (Sukardi, 2004 :12 ).
Dengan tehnik tersebut diperoleh dua kelas sampel  yaitu kelas VIII A dengan jumlah siswa 33 orang sebagai kelompok kontrol dan kelas VIII B dengan jumlah siswa sebanyak 37 orang sebagai kelompok eksperimen. Berikut data sebaran sampel untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel 3.3
Data Jumlah Sampel Penelitian
  MTs. MA Dahu Bojong
Kelas
Laki-laki
Perempuan
Jumlah
Ket.
VIII A
16
17
33
Eksperimen
VIII B
17
20
37
Kontrol
Jumlah
33
37
70


C.    Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode kuasi eksperimen (eksperimen semu). Desain penelitian yang digunakan adalah Desain Kelompok Kontrol Non-Ekuivalen. Pada desain ini, pengelompokan baru secara acak tidak dilakukan, melainkan menggunakan kelompok kelas yang sudah ada. Kelompok kelas tersebut kemudian dipilih secara acak untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam desain penelitian ini ada pretes, perlakuan yang berbeda dan postes.
Adapun diagram Desain Kelompok Kontrol Non-Ekuivalen adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Desain Kelompok Kontrol Non-Ekuivalen
Kelas
Pretes
Treatment
Postes
Ekperimen
O1
X1
O2
Kontrol
O1

O2
            Ruseffendi (2005:53)
Keterangan:
O1        :  Pretes
X1        :  Perlakuan pada kelas eksperimen Strategi Student Team Heroic Leadership
O2        :  Postes

D.    Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika dari kedua kelompok siswa dengan pemberian tes yang sama yang dilakukan Pada akhir pokok bahasan materi yang telah dipelajari. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data tersebut adalah sebagai berikut :
1.Variabel yang diteliti
     a. Variable bebas : Strategi student team heroic leadership.
     b.Variabel terkait : kemampuan pemecahan masalah matematika.

2. Sumber data
     Sumber data dalam penelitian ini adalah sampel yang terdiri dari siswa yang berada di kelas control dan eksperimen, guru mata pelajaran matematika dan peneliti.
3.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini sangat diperlukan untuk menjawab masalah-masalah penelitian dan untuk menguji hipotesis.  Dari instrumen penelitian ini, penulis dapat mengukur data kuantitatif yang terdapat dalam variabel.
Supaya tidak terdapat keraguan  dan dapat memperjelas arti dari variabel yang ada, sehingga dapat digunakan secara operasional, maka perlu dijelaskan definisi dari variabel terikat yaitu:
a.      Definisi Konseptual
Kemampuan Pemecahan Masalah matematis adalah suatu kemampuan siswa dalam memahami masalah, memilih strategi penyelesaian masalah yang akan digunakan dalam memecahkan masalah tersebut, menyelesaikan masalah dengan benar, lengkap, sistematis, dan teliti serta kemampuan menafsirkan solusinya, yaitu menjawab apa yang ditanyakan dan menarik kesimpulan.


b.      Definisi operasional
Kemampuan Pemecahan Masalah matematika siswa  ialah skor nilai yang diperoleh siswa kelas VIII  MTs. MA Dahu Bojong dalam menjawab pertanyaan yang penulis berikan pada mata pelajaran matematika pokok bahasan SPLDV dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan masalah matematika ini di dapat dari skor tes ulangan harian (postes) yang telah dikerjakan siswa.
c.          Kisi – Kisi Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Tes ini diberikan pada kelompok eksperimen dan kelompok control. Setelah dilaksanakan proses belajar mengajar berlangsung (postes). Tes ini meliputi pokok bahasan SPLDV yaitu berbentuk soal. Selanjutnya kisi-kisi instrumen hasil belajar dapat dilihat pada tabel 3.5 di bawah ini:
Tabel 3.5
Kisi-kisi Instrumen
No
Indicator
Butir soal
Bobot Soal
1
Menyebutkan pengertian dan perbedaan PLDV dan SPLDV

1

10
2
Menyelesaikan soal cerita yang berkaitan dengan SPLDV
2
20
3
Mengenal SPLDV dalam berbagai bentuk dan variable

3
15
4
Membuat model matematika dari masalah sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV



4
35
5
Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang berkaitan dengan SPLDV



5
20

Jumlah
5
100

  Nilai akhir     Jumlah Skor Yang Diperoleh    x 100
                                    Skor Maksimal
kriteria skor tes siswa berpedoman kepada arikunto (2006:251) yang telah peneliti modifikasi seperti pada tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6
Klasifikasi Interpretasi Validitas
Besarnya
Interpretasi
0, 80 < rXY ≤ 1,00
0, 60 < rXY ≤ 0, 80
0, 40 < rXY ≤ 0, 60
0, 20 < rXY ≤ 0,40
0, 00 < rXY ≤ 0, 20
rXY ≤ 0,00
Validitas sangat tinggi (sangat baik)
Validitas tinggi (baik)
Validitas sedang (cukup)
Validitas rendah (kurang)
Validitas sangat rendah
Tidak valid
Suherman (2001:136)
Skor nilai tes hasil belajar tersebut diperoleh berdasarkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah suatu soal matematis. Pedoman bobot penskoran nilai tes hasil belajar berdasarkan langkah-langkah dalam memecahkan masalah dapat dilihat pada tabel 3.7 berikut ini:

Tabel 3.7
Pedoman Bobot Penskoran Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika
No
soal
Bobot skor langkah-langkah dalam memecahkan masalah
Skor nilai
Mengidentifikasi
masalah
Merencanakan
 penyelesaian masalah
Menyelesaikan 
masalah sesuai rencana
Menafsirkan
1
2
5
8
5
20
2
2
5
8
5
20
3
2
5
8
5
20
4
2
5
8
5
20
5
2
5
8
5
20
Skor maksimal
10
25
40
25
100

            Berdasarkan pedoman bobot penskoran nilai tes hasil belajar tersebut, setiap langkah dalam memecahkan masalah mempunyai rubrik penskoran sebagaimana pada tabel 3.8 berikut ini:




Tabel 3.8
Pemberian Skor Pemecahan Masalah Matematis
Aspek yang dinilai
Skor
Keterangan
Mengidentifikasi  masalah
0
Tidak paham sama sekali
1
Tidak paham sebagian, atau salah dalam menginterpretasi sebagian masalah
2
Memahami masalah secara lengkap
Merencanakan penyelesaian masalah
0
Tidak ada usaha
2
Sebagian perencanaan benar, atau belum lengkap
4
Perencanaan lengkap dan benar, serta mengarah ke solusi yang tepat
5
Dapat merencanakan alternatif solusi lain
Menyelesaikan masalah sesuai rencana
0
Tidak ada jawaban/salah/cara dan perencanaan salah
3
Salah menghitung sebagian dari serangkaian
4
Jawaban lengkap dan benar
8
Menyelesaikan solusi lain dengan benar
Menafsirkan solusi
0
Tidak usaha
2
Memeriksa hasil yang diperoleh
5
Memeriksa kembali alternatif solusi

  1. Uji instrument penelitian
Uji coba instrumen sangat diperlukan dalam suatu penelitian untuk mengetahui apakah instrumen tersebut sudah layak digunakan dalam penelitian. Soal tes yang baik harus diuji instrumen terlebih dahulu. Soal tersebut juga harus diuji instrumen tes kepada siswa yang sudah mempelajari materi tersebut yang berada diluar sampel untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran butir soal pada soal tersebut.


a.    Uji Validitas soal
Validitas merupakan suatu tolak ukur yang dapat menunjukkan kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2007:59).uji validitas instumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi:
            1). Validitas teoritik
Terdapat dua macam validitas teoritik yang dapat dicapai oleh sebuah instrument, yaitu: validitas isi dan validitas konstruksi. Menurut Sugiyono (2008:352) secara teknis pengujian validitas isi dan validitas konstruksi dapat di bantu dengan menggunakan kisi-kisi instrument. Dalam kisi-kisi itu terdapat variable yang ditelitinya, indicator dan nomor butir serta pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari indicator. Oleh karena itu instrument tes dikonsultasikan kepada dosen pembimbing yang ahli dalam bidang ini dan guru matematika disekolah yang akan dilaksanakan penelitian hasil validator yang dilakukan pembimbing 1,2 dan guru matematika pada MTs.MA dahu bojong dapat dilihat pada lampiran.
            2 .Validitas enpirik
    Validitas empirik adalah kondisi instrumen yang memenuhi persyaratan valid apabila sudah diuji dari pengalaman. Yang termasuk validitas empirik adalah validitas konkuren dan validitas prediksi.
Cara mengetahui validitas alat ukur dengan menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu teknik korelasi produk moment. Rumus korelasi produk moment yang digunakan adalah korelasi produk moment dengan angka kasar, yaitu (Arikunto, 2007:69):
Keterangan:
  :      koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y
X     :      Nilai uji coba tes
Y     :      Nilai rata-rata
n     :      Banyaknya subjek
Tabel 3.9
Klasifikasi Interpretasi Validitas
Besarnya
Interpretasi
0, 80 < rXY ≤ 1,00
0, 60 < rXY ≤ 0, 80
0, 40 < rXY ≤ 0, 60
0, 20 < rXY ≤ 0,40
0, 00 < rXY ≤ 0, 20
rXY ≤ 0,00
Validitas sangat tinggi (sangat baik)
Validitas tinggi (baik)
Validitas sedang (cukup)
Validitas rendah (kurang)
Validitas sangat rendah
Tidak valid
Suherman (2001:136)
                2.     Reliabilitas
Reliabilitas merupakan salah satu persyaratan dari suatu tes. Reliabilitas adalah suatu konsistensi yang mempunyai maksud bahwa suatu tes akan mempunyai hasil yang sama apabila tes tersebut dilakukan secara berulang-ulang.
Untuk mengukur reliabilitas soal bentuk uraian, digunakan rumus Alpha sebagai berikut (Arikunto, 2007:109).

Keterangan :
            :    reliabilitas yang dicari
    :    jumlah varians skor tiap-tiap item
            :    varians total
n               :    banyaknya butir soal
Tabel 4.0
Klasifikasi Interpretasi Reliabilitas

Besarnya
Interpretasi
 ≤ 0,20
0,20 ≤ ≤ 0,40
0,40 ≤  ≤ 0,60
0,60 ≤  ≤ 0,80
0,80 ≤  ≤ 1,00
Reliabilitas sangat rendah
Reliabilitas rendah
Reliabilitas sedang
Reliabilitas tinggi
Reliabilitas sangat tinggi
Suherman (2001:156)
3.   Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah derajat kesukaran suatu soal dinyatakan dengan bilangan perhitungan tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda dan uraian menggunakan rumus berdasarkan Surapranata (2004:21). Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah sebagai berikut (Surapranata, 2004:21):
Keterangan :
TK       :    Tingkat kesukaran
          :    Rata – rata skor
SMI     :    Skor maksimal ideal

Tabel 3.9
Kriteria Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Nilai P
Kategori
P < 0,3
0,3 ≤ P ≤ 0,7
P > 0,7
Sukar
Sedang
Mudah
(Surapranata, 2004 : 21)
4.  Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2007:211).
Menurut Yuhana dkk (dalam Afriati, 2006:35), daya pembeda untuk soal uraian dapat dihitung menggunakan rumus sebagai  berikut :
DP =                  
  Keterangan :
                  DP       = Daya pembeda
                  XA       = rata- rata kelompok atas
                  XB          = rata- rata kelompok bawah
                  SMI     = Skor Maksimal Idea.

Tabel 4.1
Kriteria Daya Pembeda
Daya Pembeda
Kriteria
 DP ≤ 0,00
Sangat jelek
0,00 < DP ≤ 0,20
Jelek
0,20 < DP ≤ 0,40
Cukup
0,40 < DP ≤ 0,70
Baik
0,70 < DP ≤ 1,00
Sangat Baik
                                                                        (Suherman,2001:176)
E.     Teknik Analisis Data
Data yang diolah pada penelitian dapat dianalisis agar dapat memberikan gambaran yang jelas tentang masalah yang diteliti, sehingga peneliti dapat mengetahui apakah hipotesis yang diberikan diterima atau ditolak. Untuk mengetahui hipotesis itu diterima atau ditolak maka harus ada pengujian terhadap data tersebut.
1.                              Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas, menggunakan uji chi-kuadrat . Adapun rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:
                                                                   
Keterangan:
   = Uji Chi-kuadrat
   = Nilai dari hasil pengamatan
   = Nilai yang diharapkan
k    = banyaknya kelas interval
 (Sugiyono, 2007:107)
Hipotesis dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:
  : Populasi berasal dari data berdistribusi normal.
  : Populasi berasal dari data tidak berdistribusi normal.

Dengan kriteria pengujian sebagai berikut:
1.                  Jika  £  , maka data dinyatakan berdistribusi normal
2.                  Jika  > , maka data dinyatakan berdistribusi tidak normal
Karena data yang diperoleh berdistribusi normal, maka dilakukan uji homogenitas.
2.      Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk mengetahui dua kelompok memiliki varians yang sama atau tidak. Jika kedua kelompok tersebut memiliki varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan homogen.
Adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:
     atau              
Keterangan:
F    :     Uji homogenitas
S12 :     Variansi terbesar
S22  :     Variansi terkecil
(Sudjana, 2000:250)
a)      Berdistribusi Normal dan Homogen
1.         Uji Kesamaan Dua Rata-Rata Satu Pihak (pihak kanan)
Setelah data yang didapat dalam penelitian ini memenuhi uji prasyarat analisis, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji-t. adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
 
Keterangan:
         = Rata-rata sampel kelas eksperimen
        = Rata-rata sampel kelas kontrol
       = Varians sampel kelas eksperimen
       = Varians sampel kelas kontrol
        = Jumlah sampel kelas eksperimen
        = Jumlah sampel kelas kontrol
(Sudjana, 2000: 239)
b)      Berdistribusi Normal tetapi Tidak Homogen
1.                  Uji Kesamaan Dua Rata-Rata (uji t satu pihak kanan)
Setelah data yang didapat dalam penelitian ini memenuhi uji prasyarat analisis, selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji-t. adapun rumus yang digunakan adalah sebagai berikut :
Keterangan:
         = Rata-rata sampel kelas eksperimen
        = Rata-rata sampel kelas kontrol
       = Varians sampel kelas eksperimen
       = Varians sampel kelas kontrol
        = Jumlah sampel kelas eksperimen
        = Jumlah sampel kelas kontrol
(Sudjana, 2000: 239)
3.                  Uji Gain
Gain digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil pretest dan postest. Adapun untuk menghitung gain adalah sebagai berikut (Hake, 2003:3).

F.     Hipotesis Statistik

      Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah  sebagai berikut :
Secara sistematis, kedua hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :
H1          :     µ­­­1         >          µ2
H0          :     µ­­­1         =          µ2
Dimana :     µ­­­1           =             rata-rata hasil tes kelompok eksperimen.
                 µ2           =             rata-rata hasil tes kelompok control.
     H1  :Terdapat pengaruh penggunaan Strategi Student Team Heroic Leadership  terhadap peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah matematika siswa di kelas VIII MTs. MA Dahu  Bojong.
H0  :  Tidak terdapat pengaruh penggunaan  Strategi Student Team Heroic Leadership  terhadap peningkatan   Kemampuan Pemecahan Masalah matematika siswa di kelas VIII MTs. MA Dahu Bojong.