METODOLOGI
PENELITIAN
A.
Tempat Dan
Waktu Penelitian
1.
Tempat
Penelitian
Penelitian dilakukan di lokasi Penelitian
ini dilaksanakan di MTs. Mathlau’l Anwar Dahu Bojong Jl. Raya Saketi – Malingping Des. Bojong Kecamatan Bojong Kabupaten Pandeglang . Penelitian ini dilakukan pada kelas VIII
Semester 1 pada pokok bahasan Sistem Persamaan Linier Dua Variabel ( SPLDV )
tahun pelajaran 2013/ 2014.dan untuk lebih jelasnya saya
lampirkan mengenai profil dari sekolah MTs. Mathala’ul Anwar Dahu Bojong pada
lampiran .
2.
Waktu
Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November-desember 2013 Sedangkan
pada saat itu kegiatan proses belajar mengajar di MA Mathlau’l Anwar Dahu Bojong proses KBM
sedang berjalan. sehingga nilai leger semester satu dikorelasikan dengan
post-test upaya tes relibilitas sampel lebih akurat. Berikut jadwal kegiatan penelitian
yang dilakukan oleh penulis dan dapat dijabarkan dalam bentuk tabel, yaitu:
Tabel
3.1
Rencana
Kegiatan Penelitian
No.
|
Jenis
Kegiatan
|
Bulan
|
|||||||||||||||||||
Agustus
|
Sept
|
Okto
|
Nov
|
Des
|
|||||||||||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
1
|
2
|
3
|
4
|
||
1.
|
Pengajuan
Judul
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
2.
|
Penyusunan
Proposal
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
|
Seminar Proposal Penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
4.
|
Mengurus Perizinan
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
5.
|
Percobaan instrument dan revisinya
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
6.
|
Pelaksanaan
penelitian
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
7.
|
Pengolahan data
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
8.
|
Penulisan skripsi
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
B.
Populasi Dan
Sampel Penelitian
1. 1.Populasi Penelitian
Populasi adalah
kumpulan seluruh element/obyek yang diteliti”.
Lebih lanjut ( Sugiono, 2003:72 ) mengemukakan: “Populasi adalah
generalisasi yang terdari atas: obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian
ini adalah siswa kelas VIII MTs. MA Dahu
Bojong Bojong sebanyak 70 orang.
Tabel 3.2
Data
Jumlah Populasi Penelitian
Kelas
VIII MTs. MA Dahu Bojong
Kelas
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
VIII A
|
17
|
20
|
37
|
VIII B
|
16
|
17
|
33
|
Jumlah
|
33
|
37
|
70
|
1. 2.
Sampel Penelitian
Arikunto (dalam Riduwan,
2006 : 11) mengatakan bahwa : “Sampel adalah bagian dari populasi (sebagian
atau wakil populasi yang diteliti).” Sedangkan Sugiyono (dalam Riduwan, 2006 :
11) memberikan pengertian bahwa: “Sampel adalah sebagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi”.
Seperti yang telah
dikemukakan sebelumnya bahwa jumlah Populasi siswa di MTs. Mathla’ul Anwar Dahu Bojong kelas VIII ada dua kelas, dan
pendekatan model pengambilan
sampling dalam penelitian yang umum dilakukan yaitu probability sampling dan non
probability sampling. Sehingga pemilihan sampel yang digunakan adalah
pemilihan sampel model probability
sampling yaitu secara acak karena jumlah lebih dari kebutuhan sampel. Adapun Teknik yang digunakan dalam pengambilan
sampel ini adalah tehnik Cluster
Random Sampling yaitu Suatu Teknik pengacakan tidak dilakukan
terhadap subyek penelitian secara individual, melainkan dilakukan pada kelompok
subyek yang telah terbentuk dalam kelas-kelas (Sukardi, 2004 :12 ).
Dengan tehnik tersebut diperoleh dua kelas
sampel yaitu kelas VIII A dengan jumlah
siswa 33 orang sebagai kelompok kontrol dan kelas VIII B dengan jumlah siswa
sebanyak 37 orang sebagai kelompok eksperimen. Berikut data sebaran sampel
untuk kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tabel
3.3
Data
Jumlah Sampel Penelitian
MTs. MA
Dahu Bojong
Kelas
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
Jumlah
|
Ket.
|
VIII A
|
16
|
17
|
33
|
Eksperimen
|
VIII B
|
17
|
20
|
37
|
Kontrol
|
Jumlah
|
33
|
37
|
70
|
|
C.
Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah Metode kuasi
eksperimen (eksperimen semu). Desain penelitian yang digunakan adalah Desain Kelompok Kontrol Non-Ekuivalen.
Pada desain ini, pengelompokan baru secara acak tidak dilakukan, melainkan
menggunakan kelompok kelas yang sudah ada. Kelompok kelas tersebut kemudian
dipilih secara acak untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas kontrol. Dalam
desain penelitian ini ada pretes, perlakuan yang berbeda dan postes.
Adapun diagram Desain Kelompok
Kontrol Non-Ekuivalen adalah sebagai berikut:
Tabel 3.4
Desain Kelompok Kontrol Non-Ekuivalen
Kelas
|
Pretes
|
Treatment
|
Postes
|
Ekperimen
|
O1
|
X1
|
O2
|
Kontrol
|
O1
|
|
O2
|
Ruseffendi
(2005:53)
Keterangan:
O1 : Pretes
X1 : Perlakuan
pada kelas eksperimen Strategi Student Team Heroic Leadership
O2 :
Postes
D.
Teknik Pengumpulan Data
Data diperoleh
dari hasil tes kemampuan pemecahan masalah matematika dari kedua kelompok siswa
dengan pemberian tes yang sama yang dilakukan Pada akhir pokok bahasan materi
yang telah dipelajari. Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan
data tersebut adalah sebagai berikut :
1.Variabel yang diteliti
a. Variable bebas : Strategi student team
heroic leadership.
b.Variabel terkait : kemampuan pemecahan
masalah matematika.
2. Sumber data
Sumber data dalam penelitian ini adalah
sampel yang terdiri dari siswa yang berada di kelas control dan eksperimen,
guru mata pelajaran matematika dan peneliti.
3.Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian
ini sangat diperlukan untuk menjawab masalah-masalah penelitian dan untuk
menguji hipotesis. Dari instrumen
penelitian ini, penulis dapat mengukur data kuantitatif yang terdapat dalam
variabel.
Supaya tidak
terdapat keraguan dan dapat memperjelas
arti dari variabel yang ada, sehingga dapat digunakan secara operasional, maka
perlu dijelaskan definisi dari variabel terikat yaitu:
a.
Definisi Konseptual
Kemampuan Pemecahan
Masalah matematis adalah suatu kemampuan siswa dalam memahami masalah, memilih
strategi penyelesaian masalah yang akan digunakan dalam memecahkan masalah
tersebut, menyelesaikan masalah dengan benar, lengkap, sistematis, dan teliti
serta kemampuan menafsirkan solusinya, yaitu menjawab apa yang ditanyakan dan
menarik kesimpulan.
b.
Definisi operasional
Kemampuan Pemecahan Masalah matematika siswa ialah skor nilai yang diperoleh siswa kelas
VIII MTs.
MA Dahu Bojong dalam
menjawab pertanyaan yang penulis berikan pada mata pelajaran matematika pokok
bahasan SPLDV dengan langkah-langkah pemecahan masalah. Kemampuan pemecahan
masalah matematika ini di dapat dari skor tes ulangan harian (postes) yang
telah dikerjakan siswa.
c. Kisi
– Kisi Instrumen
Instrumen dalam penelitian ini
adalah tes kemampuan pemecahan masalah matematika. Tes ini diberikan pada
kelompok eksperimen dan kelompok control. Setelah dilaksanakan proses belajar
mengajar berlangsung (postes). Tes ini meliputi pokok bahasan SPLDV yaitu
berbentuk soal. Selanjutnya kisi-kisi instrumen hasil belajar dapat dilihat
pada tabel 3.5 di bawah ini:
Tabel
3.5
Kisi-kisi
Instrumen
No
|
Indicator
|
Butir soal
|
Bobot Soal
|
1
|
Menyebutkan pengertian dan perbedaan PLDV dan
SPLDV
|
1
|
10
|
2
|
Menyelesaikan soal
cerita yang berkaitan dengan SPLDV
|
2
|
20
|
3
|
Mengenal SPLDV dalam berbagai bentuk dan
variable
|
3
|
15
|
4
|
Membuat model matematika dari masalah
sehari-hari yang berkaitan dengan SPLDV
|
4
|
35
|
5
|
Menyelesaikan soal pemecahan masalah yang
berkaitan dengan SPLDV
|
5
|
20
|
|
Jumlah
|
5
|
100
|
Nilai
akhir Jumlah Skor Yang Diperoleh
x 100
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image001.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image003.gif)
kriteria skor tes siswa berpedoman kepada arikunto (2006:251) yang
telah peneliti modifikasi seperti pada tabel 3.6 berikut ini:
Tabel
3.6
Klasifikasi
Interpretasi Validitas
Besarnya
![]() |
Interpretasi
|
0, 80 < rXY ≤ 1,00
0, 60 < rXY ≤ 0, 80
0, 40 < rXY ≤ 0, 60
0, 20 < rXY ≤ 0,40
0, 00 < rXY ≤ 0, 20
rXY ≤
0,00
|
Validitas sangat tinggi (sangat baik)
Validitas tinggi (baik)
Validitas sedang (cukup)
Validitas rendah (kurang)
Validitas sangat rendah
Tidak valid
|
Suherman
(2001:136)
Skor
nilai tes hasil belajar tersebut diperoleh berdasarkan kemampuan siswa dalam
memecahkan masalah suatu soal matematis. Pedoman bobot penskoran nilai tes
hasil belajar berdasarkan langkah-langkah dalam memecahkan masalah dapat
dilihat pada tabel 3.7 berikut ini:
Tabel 3.7
Pedoman Bobot Penskoran Nilai Kemampuan Pemecahan Masalah
Matematika
No
soal
|
Bobot
skor langkah-langkah dalam memecahkan masalah
|
Skor nilai
|
|||
Mengidentifikasi
masalah
|
Merencanakan
penyelesaian masalah
|
Menyelesaikan
masalah
sesuai rencana
|
Menafsirkan
|
||
1
|
2
|
5
|
8
|
5
|
20
|
2
|
2
|
5
|
8
|
5
|
20
|
3
|
2
|
5
|
8
|
5
|
20
|
4
|
2
|
5
|
8
|
5
|
20
|
5
|
2
|
5
|
8
|
5
|
20
|
Skor maksimal
|
10
|
25
|
40
|
25
|
100
|
Berdasarkan pedoman bobot penskoran
nilai tes hasil belajar tersebut, setiap langkah dalam memecahkan masalah
mempunyai rubrik penskoran sebagaimana pada tabel 3.8 berikut ini:
Tabel
3.8
Pemberian
Skor Pemecahan Masalah Matematis
Aspek yang
dinilai
|
Skor
|
Keterangan
|
Mengidentifikasi
masalah
|
0
|
Tidak paham sama sekali
|
1
|
Tidak paham sebagian, atau salah dalam
menginterpretasi sebagian masalah
|
|
2
|
Memahami masalah secara lengkap
|
|
Merencanakan
penyelesaian masalah
|
0
|
Tidak ada usaha
|
2
|
Sebagian perencanaan benar, atau belum lengkap
|
|
4
|
Perencanaan lengkap dan benar, serta mengarah ke
solusi yang tepat
|
|
5
|
Dapat merencanakan alternatif solusi lain
|
|
Menyelesaikan
masalah sesuai rencana
|
0
|
Tidak ada jawaban/salah/cara dan perencanaan salah
|
3
|
Salah menghitung sebagian dari serangkaian
|
|
4
|
Jawaban lengkap dan benar
|
|
8
|
Menyelesaikan solusi lain dengan benar
|
|
Menafsirkan
solusi
|
0
|
Tidak usaha
|
2
|
Memeriksa hasil yang diperoleh
|
|
5
|
Memeriksa kembali alternatif solusi
|
- Uji instrument penelitian
Uji coba instrumen sangat diperlukan
dalam suatu penelitian untuk mengetahui apakah instrumen tersebut sudah layak
digunakan dalam penelitian. Soal tes yang baik
harus diuji instrumen terlebih dahulu. Soal tersebut juga harus diuji instrumen
tes kepada siswa yang sudah mempelajari materi tersebut yang berada diluar
sampel untuk melihat validitas, reliabilitas, daya pembeda dan indeks kesukaran
butir soal pada soal tersebut.
a.
Uji Validitas soal
Validitas merupakan suatu tolak ukur
yang dapat menunjukkan kesahihan suatu tes. Suatu tes dikatakan valid apabila
tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak diukur (Arikunto, 2007:59).uji
validitas instumen yang digunakan pada penelitian ini meliputi:
1).
Validitas teoritik
Terdapat dua macam validitas teoritik
yang dapat dicapai oleh sebuah instrument, yaitu: validitas isi dan validitas
konstruksi. Menurut Sugiyono (2008:352) secara teknis pengujian validitas isi
dan validitas konstruksi dapat di bantu dengan menggunakan kisi-kisi
instrument. Dalam kisi-kisi itu terdapat variable yang ditelitinya, indicator
dan nomor butir serta pertanyaan atau pernyataan yang telah dijabarkan dari
indicator. Oleh karena itu instrument tes dikonsultasikan kepada dosen
pembimbing yang ahli dalam bidang ini dan guru matematika disekolah yang akan
dilaksanakan penelitian hasil validator yang dilakukan pembimbing 1,2 dan guru
matematika pada MTs.MA dahu bojong dapat dilihat pada lampiran.
2
.Validitas enpirik
Validitas empirik adalah
kondisi instrumen yang memenuhi persyaratan valid apabila sudah diuji dari
pengalaman. Yang termasuk validitas empirik adalah validitas konkuren dan
validitas prediksi.
Cara mengetahui validitas alat ukur
dengan menggunakan teknik yang dikemukakan oleh Pearson, yaitu teknik korelasi
produk moment. Rumus korelasi produk moment yang digunakan adalah korelasi
produk moment dengan angka kasar, yaitu (Arikunto, 2007:69):
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image007.gif)
Keterangan:
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image009.gif)
X : Nilai
uji coba tes
Y : Nilai
rata-rata
n : Banyaknya
subjek
Tabel
3.9
Klasifikasi
Interpretasi Validitas
Besarnya
![]() |
Interpretasi
|
0, 80 < rXY ≤ 1,00
0, 60 < rXY ≤ 0, 80
0, 40 < rXY ≤ 0, 60
0, 20 < rXY ≤ 0,40
0, 00 < rXY ≤ 0, 20
rXY ≤
0,00
|
Validitas sangat tinggi (sangat baik)
Validitas tinggi (baik)
Validitas sedang (cukup)
Validitas rendah (kurang)
Validitas sangat rendah
Tidak valid
|
Suherman
(2001:136)
2. Reliabilitas
Reliabilitas merupakan
salah satu persyaratan dari suatu tes. Reliabilitas adalah suatu konsistensi
yang mempunyai maksud bahwa suatu tes akan mempunyai hasil yang sama apabila
tes tersebut dilakukan secara berulang-ulang.
Untuk mengukur
reliabilitas soal bentuk uraian, digunakan rumus Alpha sebagai berikut (Arikunto, 2007:109).
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image011.gif)
Keterangan :
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image013.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image015.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image017.gif)
n : banyaknya butir soal
Tabel
4.0
Klasifikasi
Interpretasi Reliabilitas
Besarnya
![]() |
Interpretasi
|
![]()
0,20 ≤
![]()
0,40 ≤
![]()
0,60 ≤
![]()
0,80 ≤
![]() |
Reliabilitas sangat rendah
Reliabilitas rendah
Reliabilitas sedang
Reliabilitas tinggi
Reliabilitas sangat tinggi
|
Suherman
(2001:156)
3. Tingkat Kesukaran
Tingkat kesukaran adalah derajat
kesukaran suatu soal dinyatakan dengan bilangan perhitungan tingkat kesukaran
butir soal pilihan ganda dan uraian menggunakan rumus berdasarkan Surapranata
(2004:21). Rumus yang digunakan untuk menghitung indeks kesukaran adalah
sebagai berikut (Surapranata, 2004:21):
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image021.gif)
Keterangan :
TK : Tingkat kesukaran
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image023.gif)
SMI : Skor maksimal ideal
Tabel 3.9
Kriteria Klasifikasi Tingkat Kesukaran
Nilai P
|
Kategori
|
P < 0,3
0,3 ≤ P ≤ 0,7
P > 0,7
|
Sukar
Sedang
Mudah
|
(Surapranata,
2004 : 21)
4. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan
suatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa
yang berkemampuan rendah (Arikunto, 2007:211).
Menurut
Yuhana dkk (dalam Afriati, 2006:35), daya pembeda untuk soal uraian dapat
dihitung menggunakan rumus sebagai
berikut :
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image024.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image025.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image027.gif)
Keterangan :
DP = Daya
pembeda
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image028.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image029.gif)
SMI = Skor
Maksimal Idea.
Tabel
4.1
Kriteria
Daya Pembeda
Daya Pembeda
|
Kriteria
|
DP ≤
0,00
|
Sangat jelek
|
0,00 < DP ≤ 0,20
|
Jelek
|
0,20 < DP ≤ 0,40
|
Cukup
|
0,40 < DP ≤ 0,70
|
Baik
|
0,70 < DP ≤ 1,00
|
Sangat Baik
|
(Suherman,2001:176)
E.
Teknik Analisis Data
Data
yang diolah pada penelitian dapat dianalisis agar dapat memberikan gambaran
yang jelas tentang masalah yang diteliti, sehingga peneliti dapat mengetahui
apakah hipotesis yang diberikan diterima atau ditolak. Untuk mengetahui
hipotesis itu diterima atau ditolak maka harus ada pengujian terhadap data
tersebut.
1.
Uji Normalitas
Untuk menguji normalitas,
menggunakan uji chi-kuadrat
.
Adapun rumus yang digunakan dalam uji normalitas adalah sebagai berikut:
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image031.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image036.gif)
Keterangan:
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image038.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image040.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image042.gif)
k = banyaknya kelas interval
(Sugiyono, 2007:107)
Hipotesis dalam uji normalitas
adalah sebagai berikut:
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image046.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image050.gif)
Dengan kriteria
pengujian sebagai berikut:
1.
Jika
£
, maka data dinyatakan berdistribusi normal
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image052.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image054.gif)
2.
Jika
>
, maka data dinyatakan berdistribusi tidak normal
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image052.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image054.gif)
Karena data
yang diperoleh berdistribusi normal, maka dilakukan uji homogenitas.
2.
Uji Homogenitas
Uji homogenitas bertujuan untuk
mengetahui dua kelompok memiliki varians yang sama atau tidak. Jika kedua
kelompok tersebut memiliki varians yang sama maka kelompok tersebut dikatakan
homogen.
Adapun rumus yang digunakan adalah
sebagai berikut:
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image057.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image059.gif)
Keterangan:
F : Uji
homogenitas
S12
: Variansi terbesar
S22 : Variansi
terkecil
(Sudjana,
2000:250)
a)
Berdistribusi
Normal dan Homogen
1.
Uji Kesamaan
Dua Rata-Rata Satu Pihak (pihak kanan)
Setelah
data yang didapat dalam penelitian ini memenuhi uji prasyarat analisis,
selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji-t. adapun rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image062.gif)
Keterangan:
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image064.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image066.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image068.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image070.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image072.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image074.gif)
(Sudjana,
2000: 239)
b)
Berdistribusi
Normal tetapi Tidak Homogen
1.
Uji Kesamaan
Dua Rata-Rata (uji t satu pihak kanan)
Setelah
data yang didapat dalam penelitian ini memenuhi uji prasyarat analisis,
selanjutnya dilakukan uji kesamaan dua rata-rata dengan uji-t. adapun rumus
yang digunakan adalah sebagai berikut :
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image077.gif)
Keterangan:
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image064.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image066.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image068.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image070.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image072.gif)
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image074.gif)
(Sudjana,
2000: 239)
3.
Uji
Gain
Gain
digunakan untuk mengetahui peningkatan hasil pretest dan postest.
Adapun untuk menghitung gain adalah sebagai berikut (Hake, 2003:3).
![](file:///C:\Users\RENTAL2\AppData\Local\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image079.gif)
F. Hipotesis Statistik
Berdasarkan uraian di
atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
Secara
sistematis, kedua hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut :
H1 : µ1 > µ2
H0 : µ1 = µ2
Dimana : µ1 = rata-rata hasil tes kelompok eksperimen.
µ2 = rata-rata hasil tes kelompok control.
H1 :Terdapat pengaruh
penggunaan Strategi Student Team Heroic Leadership terhadap peningkatan Kemampuan Pemecahan
Masalah matematika siswa di kelas VIII MTs. MA Dahu Bojong.
H0 : Tidak
terdapat pengaruh penggunaan Strategi
Student Team Heroic Leadership terhadap peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah matematika siswa
di kelas VIII MTs. MA Dahu Bojong.